Waspada! Tekanan Akademik Bisa Merusak Mental Siswa—Kenali Dampaknya!

Sumber: Pexels.com/RDNE Stock project

Penulis: Leviana Nanda Ramadhanti

Dalam dunia pendidikan, tekanan akademik adalah tantangan yang hampir semua siswa hadapi dalam perjalanan pendidikannya.

Siswa sering kali dituntut untuk mencapai prestasi tinggi, memenuhi ekspektasi guru dan orang tua, serta menghadapi persaingan akademik yang semakin ketat. 

Meskipun tekanan ini dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, beban akademik yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

Mengapa Tekanan Akademik Bisa Berbahaya?

Tekanan akademik sering kali muncul dari harapan yang tinggi terhadap prestasi. Beberapa siswa mungkin mampu menghadapinya dengan baik, tetapi tidak sedikit yang merasa kewalahan. 

Berdasarkan penelitian dari American Psychological Association (APA), tekanan akademik yang berlebihan dapat menyebabkan stres kronis, kecemasan, hingga depresi.

Tidak hanya berdampak pada aspek psikologis, tekanan akademik juga dapat memengaruhi kesehatan fisik siswa. 

Kurang tidur, pola makan yang tidak teratur, serta kebiasaan belajar yang tidak sehat dapat memperburuk kondisi mental mereka. 

Hal ini sejalan dengan laporan dari World Health Organization (WHO) yang menyebutkan bahwa kesehatan mental dan fisik saling berkaitan erat dalam perkembangan remaja.

Dampak Tekanan Akademik terhadap Kesehatan Mental Siswa

  1. Meningkatnya Tingkat Stres dan Kecemasan

Siswa yang terus-menerus dibebani tugas, ujian, dan target akademik yang tinggi sering kali mengalami stres berlebih. 

Menurut penelitian dari National Institute of Mental Health (NIMH), stres akademik yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kecemasan, seperti serangan panik dan rasa takut yang berlebihan terhadap kegagalan.

  1. Gangguan Tidur dan Kelelahan Kronis


Banyak siswa yang rela begadang demi menyelesaikan tugas atau belajar untuk ujian. Sayangnya, kurangnya waktu istirahat justru berdampak negatif pada kemampuan kognitif mereka. 

Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kurang tidur pada remaja tidak hanya menurunkan konsentrasi dan daya ingat, tetapi juga meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi.

  1. Penurunan Motivasi dan Burnout Akademik


Tekanan akademik yang terlalu besar dapat membuat siswa kehilangan motivasi untuk belajar. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan mengalami burnout, yaitu kondisi kelelahan emosional dan mental akibat beban akademik yang terus-menerus. 

Hal ini diperkuat oleh riset dari National Education Association (NEA), yang menyebutkan bahwa siswa dengan tekanan akademik tinggi lebih rentan terhadap rasa putus asa dan kehilangan semangat belajar.

  1. Dampak pada Kesehatan Fisik


Tekanan akademik juga dapat memengaruhi kondisi fisik siswa. Ketika stres meningkat, tubuh merespons dengan melepaskan hormon kortisol dalam jumlah tinggi.

Jika terjadi secara terus-menerus, ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga masalah jantung di kemudian hari.

Bagaimana Cara Mengatasi Tekanan Akademik?

  1. Menerapkan Manajemen Waktu yang Baik


Membuat jadwal belajar yang teratur dapat membantu siswa mengatur prioritas tanpa harus terbebani dengan tugas yang menumpuk di akhir waktu.

  1. Belajar untuk Beristirahat


Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan mental dan fisik. Teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga ringan, atau sekadar berjalan santai bisa membantu mengurangi stres.

  1. Mencari Dukungan dari Orang Terdekat


Berbicara dengan orang tua, teman, atau guru tentang tekanan yang dirasakan dapat memberikan perspektif baru serta solusi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan akademik.

  1. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil


Alih-alih hanya mengejar nilai tinggi, siswa sebaiknya lebih fokus pada proses belajar itu sendiri. Mengembangkan pola pikir berkembang (growth mindset) dapat membantu mereka melihat kesalahan sebagai bagian dari pembelajaran, bukan sebagai kegagalan mutlak.

Tekanan akademik memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bukan berarti harus dibiarkan mengganggu kesehatan mental siswa. 

Dengan manajemen waktu yang baik, dukungan sosial, serta pola pikir yang lebih positif, siswa dapat menghadapi tekanan akademik dengan lebih sehat dan seimbang. 

Pendidikan seharusnya tidak hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang membentuk individu yang sehat secara mental dan emosional. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *