
Siapa yang tak kenal sosok Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia kita yang sebentar lagi purnatugas? Nah, ada kabar menarik dan cukup bikin senyum-senyum nih seputar rencana pensiun beliau. Banyak yang mungkin mengira setelah tak lagi menjabat, Pak Jokowi bakal menempati rumah pensiun mewah yang sudah disiapkaegara di Colomadu, Karanganyar. Ternyata, dugaan itu meleset jauh!
Bapak Presiden secara gamblang menyatakan tidak akan menempati rumah tersebut. Alasaya? Sederhana namun menyentuh hati: beliau lebih memilih tinggal di Kota Solo, kota yang sangat dicintainya, dekat dengan keluarga, terutama para cucu kesayangan. Wah, jadi makin penasaran kan, kenapa pilihaya jatuh ke Solo dan apa makna di balik keputusan ini?
Rumah Pensiuegara: Fasilitas untuk Mantan Pemimpin
Sebelum kita bahas lebih lanjut alasan Pak Jokowi, yuk kita kenalan dulu dengan konsep rumah pensiun untuk mantan Presiden atau Wakil Presiden. Sejatinya, rumah ini adalah fasilitas yang disediakan oleh negara sebagai bentuk penghargaan dan jaminan bagi para pemimpin yang telah mendedikasikan diri untuk bangsa. Aturaya bahkan sudah ada, tercantum dalam Perpres Nomor 52 Tahun 2014, yang menyatakan bahwa mantan Presiden dan Wakil Presiden berhak mendapatkan sebuah rumah yang layak dengan segala perlengkapaya.
Lokasi rumah-rumah ini biasanya dipilih di daerah yang strategis namun tetap tenang, agar para purnawirawan bisa menikmati masa pensiun dengayaman. Untuk Pak Jokowi, rumah yang disiapkan berada di Colomadu, Karanganyar, sebuah daerah yang tak jauh dari Solo dan punya suasana cukup asri. Secara fasilitas, tentu saja rumah ini dirancang untuk sangat memadai dayaman, sesuai standar seorang mantan kepala negara.
Mengapa Bukan Colomadu? Prioritas Keluarga di Solo
Meski sudah ada rumah megah di Colomadu yang siap dihuni, Pak Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa rumah itu tidak akan beliau tempati. Keputusan ini tentu saja bukan tanpa alasan. Beliau mengungkapkan bahwa preferensinya adalah tetap tinggal di Solo. “Saya di Solo saja, biar dekat sama anak dan cucu,” kurang lebih begitu yang beliau sampaikan, menunjukkan prioritasnya pada kehangatan keluarga.
- Kedekatan dengan Cucu: Ini mungkin alasan paling kuat. Sebagai seorang kakek, menghabiskan waktu bersama cucu adalah sebuah kebahagiaan tak ternilai. Solo adalah markas keluarga besar beliau, tempat anak-anak dan cucu-cucu beliau tinggal.
- Kenyamanan “Rumah Sendiri”: Meskipun rumah di Colomadu disiapkaegara, Solo adalah kota di mana Pak Jokowi sudah memiliki rumah pribadi, tempat beliau membangun keluarga dan mengukir kisah panjang kehidupaya. Ada rasa nyaman dan keakraban yang tak tergantikan di rumah sendiri.
- Akrab dengan Suasana Solo: Sejak kecil hingga meniti karier politik dari Wali Kota hingga Presiden, Solo selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup Pak Jokowi. Udara Solo, kuliner Solo, hingga suasana kotanya tentu sudah sangat lekat di hati beliau.
Keputusan ini juga bisa dimaknai sebagai pilihan yang sangat personal, di mana seorang pemimpin setelah sekian lama mengabdi, akhirnya ingin kembali ke akar, menikmati hal-hal sederhana namun berharga seperti berkumpul dengan keluarga inti.
Solo: Dari Wali Kota Hingga Presiden, Kini Kembali “Pulang”
Solo bukan sekadar kota bagi Pak Jokowi, melainkan sebuah jejak perjalanan hidup dan karier politik beliau. Dari sinilah, seorang pengusaha mebel bernama Joko Widodo memulai langkahnya sebagai Wali Kota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, hingga puncaknya menjadi Presiden Republik Indonesia selama dua periode. Tentu saja, kota ini memiliki nilai sentimental yang sangat tinggi bagi beliau.
Dengan memilih kembali ke Solo, Pak Jokowi seolah ingin “pulang” ke tempat di mana semuanya bermula. Ini adalah pilihan yang menunjukkan kerendahan hati dan kesederhanaan, bahwa di balik hiruk pikuk jabatan tertinggi, beliau tetaplah seorang warga negara yang ingin kembali hidup normal di tengah masyarakat yang ia kenal baik. Ini juga menjadi bukti bahwa seorang mantan Presiden bisa tetap dekat dengan rakyatnya, tanpa harus terisolasi dalam kemewahan fasilitas negara.
Kesimpulan: Sebuah Pilihan yang Menghangatkan Hati
Keputusan Bapak Presiden Joko Widodo untuk tidak menempati rumah pensiun di Colomadu dan memilih untuk tetap tinggal di Solo bersama keluarga, terutama cucu-cucunya, adalah sebuah pilihan yang menghangatkan hati. Ini bukan sekadar soal properti, tapi tentang prioritas hidup. Beliau menunjukkan bahwa setelah semua pengabdiaya, kebahagiaan sejati terletak pada kebersamaan keluarga dan kenyamanan di lingkungan yang sudah dikenal.
Solo akan kembali menjadi “markas” bagi Pak Jokowi, sebuah kota yang menjadi saksi bisu perjalanan luar biasanya. Semoga pilihan beliau ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa di tengah gemerlap dunia, keluarga dan akar identitas adalah hal yang paling berharga.
