Oleh: Bening Nuha Nirmala
Melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tentunya menjadi impian banyak orang. Meskipun begitu, biaya kuliah yang tinggi seringkali menjadi pertimbangan utama untuk melanjutkan studi. Oleh karena itu, para calon mahasiswa sering mempertimbangkan dua opsi untuk pembiayaan studi lanjut mereka: beasiswa atau self-funding (pembiayaan mandiri).
Beasiswa menjadi pilihan ideal karena tidak perlu memikirkan sumber dana yang tidak sedikit. Di sisi lain, self-funding memberi kebebasan untuk memilih universitas dan waktu studi.
Lantas manakah yang lebih baik? Beasiswa atau self-funding? Artikel ini akan membahas kelebihan dan tantangan masing-masing pilihan sebagai bekal pertimbanganmu.
Beasiswa: Kelebihan dan Tantangan
Mendapatkan beasiswa menjadi pilihan ideal bagi calon mahasiswa yang terkendala finansial, terutama bagi kelas menengah ke bawah. Berikut kelebihan yang bisa didapat dari menerima beasiswa:
- Bebas Biaya atau Minim Biaya
Baik beasiswa penuh maupun sebagian, bantuan finansial yang diberikan tentu sangat membantu pembiayaan studi lanjut. Tanpa kekhawatiran terhadap masalah pendanaan, mahasiswa bisa lebih fokus terhadap pendidikannya.
- Prestise dan Keunggulan di CV
Beasiswa diberikan kepada mereka yang memiliki prestasi akademik maupun non-akademik yang luar biasa. Mendapatkan beasiswa bisa menjadi pengakuan terhadap kerja keras dan kemampuan mereka.
- Dukungan Tambahan
Beasiswa umumnya mencakup pendanaan untuk biaya hidup, transportasi, akomodasi, hingga asuransi. Tak hanya itu, ada pula beasiswa yang memberikan pembinaan untuk mengembangkan keterampilan akademik, kepemimpinan, atau bahkan mencari peluang karier.
- Jaringan dan Kesempatan
Penerima beasiswa umumnya memiliki komunitas yang sangat membantu untuk membuka berbagai peluang di kemudian hari. Bergabung dengan berbagai mahasiswa terbaik tentu menjadi salah satu kesempatan yang menarik.
Tidak hanya penuh akan hal positif, beasiswa juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan.
- Persaingan Ketat
Mendapatkan beasiswa tidaklah mudah. Banyaknya peminat dan jumlah yang terbatas menjadikan proses seleksi beasiswa begitu ketat. Para pendaftar dituntut untuk memiliki kemampuan istimewaw agar mampu bersaing dengan pendaftar lainnya.
- Persyaratan Akademik dan Non-Akademik
Agar beasiswa bisa jatuh ke penerima yang tepat, banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pendaftar. Mulai dari persyaratan akademik seperti IPK tinggi dan skor TOEFL/IELTS hingga persyaratan non-akademik seperti pengalaman organisasi dan esai yang menarik.
- Tanggung Jawab dan Kewajiban
Beberapa beasiswa memiliki persyaratan tertentu yang wajib dipatuhi penerimanya. Mulai dari mendapatkan nilai akademik yang tinggi selama studi, mengikuti kegiatan sosial tertentu, hingga kembali mengabdi kepada pemberi beasiswa setelah masa studi selesai.
Self-Funding: Kelebihan dan Tantangan
Berikut kelebihan yang bisa didapat dari self-funding:
- Fleksibilitas dalam Memilih Universitas dan Mulai Studi
Tidak seperti beasiswa yang memiliki banyak syarat dan terbuka di waktu-waktu tertentu saja, mahasiswa dengan self-funding memiliki kebebasan untuk menentukan kapan dan dimana mereka akan melanjutkan studi.
- Bebas Menentukan Karier Seteleh Lulus
Karena tidak terikat dengan lembaga penyedia beasiswa manapun, mahasiswa self-funding bisa mengejar karier di mana pun mereka mau.
- Kesempatan Lebih Besar untuk Program yang Sulit Dijangkau Beasiswa
Beberapa universitas atau program elite jarang menawarkan beasiswa penuh. Mahasiswa self-funding memiliki kesempatan lebih besar untuk mengikuti program-program tersebut tanpa beasiswa.
Meskipun begitu, ada banyak tantangan yang dihadapi mahasiswa self-funding:
- Biaya Besar
Biaya studi yang besar harus ditanggung secara mandiri. Mulai dari biaya pendidikan, akomodasi, hingga kebutuhan sehari-hari.
- Potensi Hutang
Jika tidak berasal dari keluarga kaya, beberapa mahasiswa harus mengambil pinjaman untuk membiayai studi lanjut mereka.
- Tekanan Finansial
Adanya kekhawatiran terhadap pendanaan menjadikan mahasiswa kurang fokus dengan kehidupan akademiknya dan tidak bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal.
Jadi, mana yang lebih baik? Tidak ada jawaban yang mutlak. Pilihan terbaik tergantung kepada kondisi dan tujuan masing-masing calon mahasiswa. Faktor yang wajib dipertimbangkan adalah kondisi finansial pribadi, kemampuan akademik, tujuan karier di masa depan, dan kesiapan dalam menghadapi tantangan.